Wednesday, October 31, 2012

AN AFFAIR TO REMEMBER


“Tidak ada yang salah. Hanya tidak ditakdirkan untuk bersama”


“Semoga ada laki-laki yang cukup goblog untuk mau sama perempuan seperti kamu!”

Kata-kata yang diucapkan oleh Aria, mantan kekasihku, yang selama 11 tahun menemani hari-hariku, terasa bagai mantra kutukan yang hingga saat ini belum hilang meskipun dia sudah bahagia bersama perempuan lain dan seorang anak yang lucu telah melengkapi kebahagiaan mereka.

***




Tell me Ver, Aria memang sudah jatuh cinta sama Andina bahkan sebelum aku dan dia berpisah kan?

            Iya.

Then why don’t you just tell me. I thought that you’re my friend.

            I’m trying to tell you when we hangout at the coffee shop. Inget aku bilang. “Karena setiap malam ngobrol di telepon, aku jadi jatuh cinta”

            Sejak kapan mereka bersama Ver?

Sudah cukup lama untuk membodohi kamu Amara. Just let him go. Ah ya.. Andina juga udah hamil. Sekarang mereka lagi foto prewed.

Pikiranku mendadak kosong membaca percakapanku dengan Verry di blackberry messenger ini. Mungkin aku bukan seorang kekasih yang baik. Aku pun beberapa kali berselingkuh dari Aria. Aku menyadari bahwa aku pun sama jahatnya dengan dia. Tapi aku tetap menjaga diriku.
            Mendengar bahwa Aria menghamili perempuan lain, itu lebih menyakitkan dari kabar perselingkuhannya. Lebih menyakitkan lagi karena mereka berdua mengatur drama sedemikian sempurna sehingga membuatku terlihat bodoh.

“Aku salah apa Radit?”. Pertanyaan mengawang. Pandanganku kosong ke depan. Aku memeluk lututku mencoba menguatkan diri. Sementara Raditya dihadapanku. Raditya yang pernah kusakiti karena Aria, menjadi guardian angel disaat aku terpuruk.
            “Enggak Amara. Kamu enggak salah. Dia enggak salah. Tidak ada yang salah. Hanya tidak ditakdirkan untuk bersama”

Jawaban Raditya yang membuatku memandangnya dengan bingung. Bagaimana mungkin tidak ada yang salah, sementara jelas-jelas aku sedang merasa terluka karena sebuah perselingkuhan. Tapi Raditya hanya tersenyum dan memelukku.
            “Someday you’ll know Amara. Sekarang kamu harus sembuh. Menjelaskan sesuatu saat perasaan kamu tidak sehat tidak akan menghasilkan apa-apa”

***

Pada akhirnya pun aku menyadari. Perpisahan dengan cara yang buruk mungkin menjadi yang terbaik saat berbagai cara terbaik dilakukan untuk hubungan yang tidak mungkin.
            Pun aku menyadari. Sebuah perselingkuhan, meskipun termaafkan, tidak pernah akan terlupakan. Aku, Aria, dan Raditya. Pada akhirnya, kami harus menjalani hidup kami masing-masing. Dengan perasaan yang hanya kami sendiri yang mengetahui.
But.. someday we’ll know.. why Samson loves Delilah..



Kuala Lumpur, September 2012

No comments:

Post a Comment