“Terkadang.. cara terbaik untuk tidak menyakiti seseorang adalah
dengan tidak mengenalnya”
Aku tahu,
usiaku sudah 32 tahun, dan aku tahu, aku masih sendirian. Jangankan kekasih,
dekat dengan seseorang pun aku tidak.
“Mbak, kakak sepupumu mau kenalin
kamu sama temennya. Seorang dokter. Udah mapan”. Mama memulai percakapan pagi
di meja makan dengan sesuatu yang paling aku hindari. Sambil menunjukkan foto
seseorang, mama terus berbicara tentang kebaikan orang yang bahkan belum pernah
beliau temui.
“Hmmm..”. Aku hanya menjawab malas.
Tentu saja aku malas. Bahkan hanya dengan melihat foto pun aku sudah tahu, it’s not him. Kegagalan yang sudah
terlalu sering membuatku semakin enggan untuk bertemu seseorang.
“Hari Jum’at ini dia mau ke rumah mbak”
“Ngapain?”
“Ya mau ketemu kamu dong mbak. Kalau
cocok langsung ngelamar”
Kalau cocok langsung melamar. Cih, begitu mudahnya para pria
memilih dan menentukan. Mereka pikir kami, para wanita, seperti baju yang
dipajang di department store. Dilihat, dicoba, kalau tidak cocok kemudian
ditinggalkan begitu saja?